Selasa, 17 Desember 2013

Lelaki terhebat

Untuk pria paling hebat diseluruh dunia. Pria paling berjasa di jagad
raya. Kali ini aku menulis untukmu,
yang benar-benar ku cinta meski selama ini aku hanya diam tanpa kata. Bagaimana kabarmu? Bisakah kamu tersenyum lepas seperti biasanya ketika kita bahkan
terlalu jauh untuk tertawa bersama?

Ini cacatan yang ku peruntukan kepadamu, yang
benar-benar ku rindukan. Yang
baru berani ku ungkapkan lewat tulisan. Aku tahu sifat gengsi yang ada
dalam diriku juga sama sepertimu.
Dan akibatnya? Kita hanya bisa mengatakan biasa saja bahkan di detik ketika air mata menetes karena kerinduan. Aku tahu sikap cuek -yang
berusaha ku sembunyikan
lewat candaan- juga
mengikutimu. Wajar saja jika kita hidup dalam sandiwara. Pura-pura biasa
meskipun nyatanya tersiksa.

Untuk pria yang berulang tahun
di bulan ini. Aku merindukan tatapan
tegasmu yang berubah lembut
ketika menatapku.
Aku merindukan bahu tegap yang menjadi sandaran terbaik ketika aku sakit. Kita sama-sama tahu diantara semuanya aku memang yang
paling ringkih. Tapi aku lebih percaya pada suaramu yang
menguatkanku. Menghapus semua sakit yang tadinya
hendak menyiksa ku.
Aku tidak akan sakit disini, abang Karena aku tahu kamu
akan lebih sakit mendengarku sakit.

Untukmu, pria yang dengan bangga ku sebut Abang. Aku merindukan nada tegasmu ketika menugurku.
Aku rindu mencium pipi mu saat ku bergelut manja, aku rindu saat kita berdua beradu mulut dan mengadu ke mama, hey aku rindu saat kau selalu menganggu dan menggoda ku,
Mereka takut pada ekspresimu yang tegas itu, Abang
Iya mereka... kecuali aku. Karena ketika berbicara padaku, yang kulihat hanya senyuman. Karena semarah apapun,
tanganmu takkan kau biarkan untuk memukulku walaupun secuil apapun.

Untuk pria yang setiap hari letih
demi aku. Aku memikul kepercayaan mu dipunggungku. Dan aku tidak
membutuhkan apapun lagi. Karena aku berada disini, di
kota yang berbeda denganmu walaupun itu pulau yang sama,
Di tempat yang berjarak entah
berapa ratus kilo.
Hanya berbekal kepercayaan darimu.
Insya Allah akan ku jaga sekuat tenaga.
Karena mengecewakanmu
adalah hal terakhir yang ingin ku lakukan di dunia ini.

Untuk pria yang meneteskan keringat untukku. Ini tulisan pertamaku untukmu,
maksudku tulisan pertama yang berani ku publikasikan setelah -entah berapakali- sebelumnya
gengsi mengalahkan ku. Ini memang tulisan pertama
untukmu. Yang -Sayangnya- hanya berani ku sebarkan lewat dunia maya.
Yang belum berani ku ucapkan dengan lantang. Cukup tahu, Abang. Sekalipun aku
tak pernah benar-benar berkata ‘rindu’ sekalipun aku
jarang menelpon mu tapi sayangku tulus. Cukup hanya itu.

Dari adik gadis kecilmu, yang gengsi mengatakan rindu terhadap abangnya sendiri:'D
Continue Reading...

Followers

Follow The Author