Selasa, 24 Juni 2014

My love story (cerpen)



"Perasaan tidak akan pernah bisa berbohong, tidak ada yang bisa menandingi bagaimana kejujuran sebuah perasaan orang .. Meskipun orang itu harus menyembunyikannya serapat mungkin, dia harus tetap mengungkapkannya .."

Ibarat kamu sedang menyembunyikan suatu bangkai baunya juga akan tercium oleh orang lain...


Kamu ..

Hari ini adalah pertama aku masuk SMA, awal baru untuk membuat kenangan indah bersama teman-teman baruku, awal baru untuk menciptakan suasana indah di kelas baruku, rumah keduaku. Aku ditempatkan di kelas sepuluh tujuh, kelas yang berada dilantai dua, pojok. 
Kelas yang sangat kotor karena ulah kakak kelas sebelumku.

Aku duduk sebangku dengan teman dekatku, dulu juga teman SMP, kebetulan sekali kami bisa satu kelas, dia bernama desi.
"Cowoknya gak ada yang ganteng ya, biasa aja." Kataku sambil mengerlingkan bola mataku, melihat teman baruku, kebanyakan temanku sudah tak asing lagi karena teman SMP banyak yang masuk disekolah ini.
"Lah .. Pikiranmu cowok mulu deh." Kata desi berbisik. Tak lama kemudian aku melihat dua orang kakak kelas yang menurutku itu adalah kakak-kakak osis pembina kami, semua langsung diam sejenak, hening, melihat kakak kelas masuk kekelas kami, lalu dengan nadanya yang tegas dia membimbing kami, dari pertama MOS sampai akhir ..

Hari berlalu sampai MOS berakhir, aku dan teman sekelasku sudah saling kenal.

"Rizky .." Panggil salah seorang temanku, ya Rizky .. dia dijuluki master gitar karena dia mahir memainkan gitar, setiap kemana-mana dia selalu membawa gitar, bahkan dia bisa memainkan jenis lagu apapun dengan gitarnya.
"Hmm .." Gumamnya, dia memegang gitarnya sambil mendekatkan telinganya pada senar gitar, sepertinya dia sedang menyetem gitarnya. Aku melamun memandangnya, memandangnya ketika bermain gitar sampai akhirnya pandangan Rizky dan aku bertemu, kami saling memandang sebentar lalu aku segera memalingkan wajahku, aku salah tingkah dan langsung pergi dari tempat dudukku dengan alasan ingin ketoilet.

Rizky

 Gadis itu, aku selalu memperhatikannya dalam diam. Dia berbeda dengan yang lain, dia gadis yang berbeda dari gadis lain .. sifatnya yang selalu ceria dan berusaha tertawa, berusaha menghibur orang lain membuat aku tertarik padanya, aku selalu melihatnya saat ada kesempatan, namun tadi .. tak sengaja aku melihatnya dan dia juga sedang melihatku, apa itu berarti dia memperhatikanku, juga? Aku tersenyum sambil memetik senar gitarku satu persatu sampai menciptakan sebuah nada ..
"Riz! Gue tau, lo menyukai sama (sebutnamakamu)? "Ryan tiba-tiba datang dan mengintimidasiku dengan pertanyaan yang membuat jantungku ingin melompat.
"Maksud .. lo?" Tanyaku berpura-pura tak peduli.
"Ah elah, gue tau kok. Lo suka dia, gausah ngelak sama gue. Gue master cinta yang tau apa aja yang sedang dirasain orang. "Kata ryan pede didepanku.
"Sok tau lo." Kataku.
"Hmm.Lo harus cepet-cepet nembak dia  Kalau gak gue dulu yang tembak dia, gimana?" Mataku membolang mendengar pernyataan ryan.
"Eh jangan gitu dong!" Kataku spontan, ryan nyengir menunjukkan deretan giginya yang terlihat besar saat dia seperti itu, lalu dia menatapku penuh dengan rasa kemenangan karena akhirnya dia tahu perasaanku.
"Masih mau nyolot lagi mas gitaris?" Ryan menyenggolku dan tersenyum licik, aku hanya tersenyum kecil dan mengalihkan semuanya pada gitar yang aku pegang sekarang, sesuka ryan dia mau meledekku asal jangan sampai ada yang tahu, aku tidak ingin pesahabatanku hancur dengannya karena perasaanku sendiri ..

**

Hari ini banyak sekali jam kosong, aku melihat (sebutnamakamu) sedang bercengkerama dengan teman-teman yang lain, lalu aku menghampiri mereka, ternyata mereka sedang membicarakan teman masa SMP, aku jadi teringat bahwa gadis yang membuatku tertarik ini waktu SMP termasuk golongan gadis yang banyak gebetan tapi aku juga tau dia pernah mencintai seseorang dengan tenggang waktu yang sangat lama, cinta pertamanya ..

"Eh mainan yuk!" Kata ryan yang tiba-tiba datang dari belakangku, dia membawa tipe-x lalu di letakkan dimeja depanku.
"Truth or Dare!" Kata ryan, aku tahu ryan sedang mengerjaiku sekarang, aku ingin segera bergegas pergi namun dia menahanku!
"Kenapa Ky? Gak laki lo ah .. "Kata ryan menantangku, aku hanya pasrah dan kembali duduk. Ryan mulai memutar tipe-xnya membuat pandangan teman-temanku mengarah pada tipe-x itu, dan tipe-x itu berhenti tepat di .. (Sebutnamakamu).

Kamu ..

Sialan, kenapa Tipex itu mengarah tepat di aku. Teman-temanku semua memandangku tajam dan tersenyum licik, aku hanya nyengir.
"Truth Or Dare ?!" Ryan memojokanku dengan tatapan tajamnya, aku dibuat bingung oleh mereka, jika aku mengatakan truth aku takut mereka bertanya macam-macam, jika aku mengatakan dare aku takut mereka menyuruhku melakukan sesuatu yang macam-macam juga dan membuatku malu, tapi dari menanggung malu akhirnya aku memilih ..

"Truth." Kataku, terselip senyum dibibir rizky lalu ryan tiba-tiba menepuk pundak Rizky.
" Ky, lo tanya apa aja deh, tentang dia dan harus tentang masalah kisah cintanya." Mataku membulat saat mendengar pernyataan dari ryan. Aku melihat Rizky membatu disamping agak kedepan-ku, Rizky memandangku sambil berpikir, wajahnya terlihat santai saja namun tetap seperti ada yang aneh tersirat diwajahnya ..

"Lo masih suka dicky?" Mataku membulat sempurna saat Rizky menyebutkan nama itu, nama yang tak ingin aku ingat lagi, nama yang sudah aku kubur dalam-dalam dan sekarang nama itu terdengar lagi ditelingaku, bagaimana rizky tahu tentang dicky dan aku .. Cinta pertamaku yang sempat pupus.
"Jawab dong." Ryan memojokanku sedangkan teman-teman yang lain menatapku serius, tak heran mereka kaget karena dulu dicky memang terkenal meskipun beda SMP namun dia atlet sepak bola, jadi namanya sudah tak asing lagi dikotaku.

"Lo pernah suka dia sampe bertahun-tahun kan? Nah sekarang lo masih suka sama dia? "Tanya rizky kembali, dia semakin memojokanku, hatiku mulai memanas karena aku benar-benar tak ingin mengingat masa lalu yang menyakitkan ini, aku langsung berdiri dan meninggalkan teman-temanku, air mataku hampir keluar, rizky sialan !

Rizky

Astaga, apa yang telah aku lakukan barusan, harusnya aku tak melakukan seperti itu, aku memaksanya untuk mengingat-ingat masa lalunya, apa dicky terlalu menyakitkan untuknya sampai dia seperti itu ..

Aku memandang (sebutnamakamu) yang masih memasang wajah betenya ditempat duduknya, niatku setelah bel pulang nanti aku akan meminta maaf padanya, aku merasa bersalah, tidak seharusnya aku seperti itu tadi ..

Normal ..

Bel sekolah pun berbunyi, semua anak-anak kelas X7 mulai merapikan buku-bukunya. Terlihat rizky merapikan bukunya dengan asal-asalan karena terburu-buru, matanya memandang sesuatu, rizky lalu segera berlari lalu menghadangmu untuk melangkah keluar kelas ..

"Mau apa lo?" Tanyamu ketus tanpa melihat Rizky, Rizky nyengir didepanmu dan dia menempelkan kedua telapak tangannya memasang wajah sok imut.
"Maafin gue ya soal tadi." Kata rizky, kamu tetap memasang wajah ketus dan memandang Rizky tajam.
"Maksud gue tuh tadi Cuma bercandaan, gue bener-bener gak maksud buat maksa lo inget-inget masa lalu lo, kok." Kata Rizky menjelaskan.
"Yaudah sih." Ucapmu cuek, kamu hendak melangkah namun rizky tetap menahanmu.
"Jadi ini kesimpulannya gimana? Dimaafin? "Tanya rizky, kamu memincingkan sebelah alismu, lalu kamu mendapatkan sebuah ide yang cemerlang.
"Dimaafin tapi ada syaratnya .." ucapmu tersenyum licik.
"Apa?" Tanya rizky ragu.
"Ajarin gue main gitar, sampai gue bisa satu lagu!" Ucapmu lantang, rizky tersenyum lebar, ini adalah kesempatan terbesarnya untuk sedikit demi sedikit mendekati hatimu, rizky langsung mengulurkan tangannya tanda setuju, kamu membalas uluran tangan rizky dan kalian berdua tersenyum.

**

Jreng ..

"Nah jadi gitu." Kamu terlihat melongo melihat rizky yang memainkan gitarnya dengan lihai, padahal rizky bilang bahwa tadi adalah lagu paling mudah.
"Gue tetep gak ngerti." Katamu, kamu dan rizky duduk di lesehan depan kelas sambil menunggu ekstrakulikuler pramuka dimulai, masih ada waktu sekitar 1,5 jam.
"Ya dicoba dulu atuh." Rizky menyerahkan gitarnya padamu, lalu kamu memangku gitar Rizky dan jemarimu mulai bergerak kesana-kemari mencari chord yang pas.

"Itu telunjuknya ditengah." Rizky memegang jemarimu dan menempatkan pada senar yang seharusnya, kamu nyengir lalu memulai menggenjreng gitar itu.
"Hahaha suaranya masih cempreng! Coba diteken lagi. "Suruh rizky.
"Sakit dodol." Keluhmu.
"Lah emang harus sakit dulu, itu syaratnya biar bisa main gitar dengan lancar." Kata rizky semangat, kamu menghela nafas kesal dan mulai belajar gitar kembali dengan rizky, canda tawa terselip saat kalian berdua sedang bersama, bahkan beberapa temanmu  memperhatikan kedekatanmu dengan rizky.

**

"Because tonight will be the night that I will fall for you, Over again, Do not make me change my mind or i wont live to see another day.I swear it s true..Because a boy like you is impossible to find. . "Kamu selesei menyeleseikan satu lagu setelah beberapa hari ini belajar gitar dengan rizky.
"Yes !! Aaaa Rizky aku udah bisa satu lagu. "Katamu tersenyum, Rizky membalasmu dengan satu untaian senyum dari bibirnya.
"Selamat ya." Kata Rizky, kamu mengangguk dan kembali memainkan gitar, Rizky terlihat murung melihatmu.
"Kalau dia udah bisa gitar, berarti gue udah gak bisa deket-deket lagi dong sama dia, gak ada alasan buat deket lagi sama dia." Ucap Rizky dalam hati, rizky tiba-tiba menahan senar gitarnya jadi saat kamu menggenjreng senarnya gitarnya tidak berbunyi .

"Ish, kenapa?" Tanyamu kesal pada rizky.
"Mmhh .. Gakpapa ding."  Rizky kikuk, kamu terlihat bingung dengan perilaku rizky yang sedikit aneh.
"Gue pergi dulu." Rizky berdiri.
"Eh terus ini gitar lo?" Tanyamu.
"Bawa aja dulu." Kata rizky lalu pergi meninggalkanmu.


Rizky ..

"Arrghh !!" Betapa pengecutnya gue, gue gak berani buat bilang cinta sama (sebutnamakamu). Padahal dia ada didepan mata, dia udah ada didepan mata lo, Ky.
Gue harus gimana, gue gak tahan sama perasaan gue sendiri." Aku duduk dipinggiran gedung sekolah yang menjadi tempat favorit beberapa anak sekolah disini karena bisa melihat semua dari atas sini, aku memandang kebawah dan melihat (sebutnamakamu) berjalan dengan membawa gitarku, aku senang dia bahagia tapi.aku juga ingin memiliki gadis itu, dia .. dia memang beda.
"Rizky lo harus berani, jangan jadi pengecut." Aku mencoba mengatur nafas lalu aku berdiri, mengumpulkan semua keberanianku untuk mengatakan semuanya kepada (Sebutnamakamu), ya aku harus berani, kesempatan gabakal datang buat kedua kainya Rizky, seandainya kesempatan kedua itu ada pasti tidak akan se-sempurna kesempatan pertama.

**

Aku melihatnya duduk sendirian dikelas sedang merapikan barang-barangnya, sedangkan yang lain sepertinya sudah pulang. Aku memberanikan diri untuk menghampirinya, aku dibelakangnya tidak berani menyapanya.Hingga dia membalikkan badannya dan dia sedikit terkejut.

"Eh, Ky .. ngagetin tau." Aku hanya nyengir dan menggaruk kepalaku yang tidak gatal, (Namakamu) hendak pergi namun aku menghalanginya, dia tepat berada didepanku dan aku membatu, mulutku terasa kaku, padahal aku hanya ingin mengatakan bahwa aku Menyukainya bahkan mungkin mencintainya.

"Ky, kenapa? Aku mau pulang. "Ucapnya, aku lalu menggandeng tangannya dan mengajaknya pergi kedepan kelas, aku takut jika hanya aku dan dia berdua dikelas akan terjadi hal yang tidak diinginkan, fitnah.
"Kamu buru-buru enggak?" Tanyaku pelan, aku dan dia berdiri di pagar depan kelas, kelasku dilantai dua.
"Enggak kok, kenapa?" Tanyanya, aku menelan ludahku sendiri lalu.
"Bisa bilang enggak?" Tanyaku lagi, ahh aku bener-bener sudah seperti laki-laki bodoh disini.
"Bisa haha, kamu lucu deh ky." Ucapnya tersenyum, dan senyum itu membuatku gila, membuatku semakin tidak bisa menggerakkan bibirku.

"Tau engga sih, kamu juga lucu mungkin hehe." Ucapku, semu merah muncul dikedua pipinya saat aku mengatakan itu, haha ​​aku berhasil membuatnya diam, dia kembali tersenyum manis dan menundukkan wajahnya, malu.
"Kamu lucu dari dulu, beda dan langka." Kataku.
"Emang aku hewan, kok langka sih?" Protesnya.
"Ya maksudnya kamu tuh beda sama yang lain, dan itu buat aku tertarik sama kamu." Dia langsung melihatku bingung, aku mengambil tangannya dan memegangnya erat.

"Gimana kalau kita sama-sama?" Tanyaku to the point, dia langsung menarik tangannya dari tanganku, dan dia terlihat bingung dan kaget.
"Emh Ky, aku mau pulang." Ucapnya.
"Kok pulang? Katanya lagi engga buru-buru? "Tanyaku memojokannya.
"Aku udah mau dijemput kayanya." Ucapnya, aku tau dia berbohong, dia tidak pernah diundang, dia selalu naik motor sendiri.
"Kamu kenapa kok malah ngehindar aku tanya?" Tanyaku.
"Bukannya ngehindar rizky, tapi gimana ya .. akunya juga bingung mau jawab apa hehe." Ucapnya.
"Kamu tinggal jawab ya atau enggak kok." Kataku.

"Gimana?" Dia melihatku dan dia nampak berpikir.

Kamu ..
Aku begitu kaget saat Rizky mengatakan itu padaku, antara rasa tidak percaya senang dan takut saat rizky mengatakan seperti itu, hatiku sangat ingin bersama dengan rizky, namun aku masih benar-benar takut.
"Kamu bisa kok percaya sama aku, aku ngga aneh-aneh orangnya." Ucap rizky semakin meyakinkanku, Rizky kembali mengambil tanganku dan .. Akhirnya aku mengangguk.
"Iya." Jawabku. Rizky tersenyum lalu dia mengacak-acak rambutku.
"You'LL be mine, forever." Bisik Rizky padaku, rizky menarik tanganku dan merangkulku, hatiku nyaman sekali, akhirnya aku bisa bersama-sama dengan orang yang menyayangiku dengan tulus ..

Normal ..

Semakin hari kamu dan rizky semakin terlihat jika kalian memang memiliki hubungan khusus, kamu dan rizky selalu kesekolah bersama dan pulang juga bersama-sama. Hari-harimu selalu ditemani rizky, disekolah pun teman-temanmu juga sudah menghitung kalau kamu punya hubungan khusus dengan rizky. Semakin hari kamu semakin membuat percaya dan semakin percaya dengan rizky.

"Oh iya, aku ada tugas dari sekolah. Aku kepilih buat ngisi acara besar nanti di acara sekolah, dihadiri banyak tamu penting. "Ucap rizky padamu, kamu sedang berada dirumah rizky karena rizky mengajakmu, bahkan rizky sudah mengenalkanmu kepada orang tuanya, rizky juga sudah mengatakan kalau kamu pacarnya, orang tuanya  santai aja , karena mereka orang sibuk dan jarang dirumah jadi hanya bisa selalu mendukung apa yang rizky perbuat asal itu kearah positive.

"Oh yaudah, semangat ya Ky !!" ucapmu nyengir, Rizky menyandarkan kepalanya dipundakmu.
"Jadi waktuku buat kamu agak kurang, aku kena dispensasi terus selama 3 minggu nanti, buat latihan. Latihan aja sampai sore, aku harus bisa menguasai 4 lagu dengan benar dan bisa mensinkronisasikan dengan penyanyinya. "Ucap rizky.
"Iya sayang, enggak papa kok. Santai aja. "Ucapmu.
"Kamu engga takut kangen sama aku?" Tanya Rizky.
"Ish, pede. Engga kok, ngapain kangen, kan kamu selalu ada dihatiku HAHA!   "Rizky tertawa kecil mendengar gombalanmu yang garing, rizky menusuk-nusukan jarinya dipipimu berulang kali.
"Ky, sakit tau ish!" Katamu.
"Haha, habis pipimu itu bikin aku gemes. Haha. "Kamu dan rizky hanya tertawa kecil, bercanda bersama dan berusaha mencari topik yang pas untuk berbicara, itu kamu dan rizky lakukan untuk mencegah kebsosanan dalam suatu hubungan meskipun sering bertemu.

Minggu-minggu ini rizky sangat disibukkan dengan kegiatannya, rizky yang dulunya selalu ada waktu untukmu sekarang sangat terbatas, untuk bertemu pun sekarang susah, rizky selalu pulang sore bahkan malam, Rizky menghubungipun paling hanya 2 sampai 5 kali karena Rizky benar-benar harus fokus, saat sampai dirumah rizky langsung tidur karena sangat lelah.

Kamu duduk didepan kelas sambil melihat lalu-lalang murid-murid yang akan segera pulang, biasanya kamu duduk bersama Rizky disini! sampai sekolah mulai sepi, sekarang kamu sendiri, Rizky tidak ada.
"(Sebutnamakamu) !!" Kamu menoleh dan melihat Rizky ngos-ngosan setelah naik tangga, rizky berlari kecil mendekati, lalu dia duduk disampingmu.
"Eh Ky, kamu ngapain? Ini juga kok sampai ngos-ngosan gitu? "Tanyamu melihat rizky yang sedang mengatur nafasnya.
"Aku lari-lari dari ruang musik sampai sini." Ruang musik dan kelasmu lumayan jauh karena pojok utara dengan pojok selatan lokasi masing-masingnya.
"Kamu kurang kerjaan sih, ngapain juga lari-lari gitu." Ucapmu.
"Oh .. Jadi kangen kamu tuh kurang kerjaan ya?" Ucap rizky, kamu melirik rizky lalu mengambil tisu ditasmu.
"Kangen itu manusiawi kali syg" ucapmu tertawa kecil. "Nih dielapin tuh keringetnya." Sambungmu sambil menyodorkan tisu pada rizky.
"Hah, engga usah. Biar gini aja, jadi aku kan terlihat makin seksi gitu. "Ucap rizky sambil menaik-turunkan alisnya.
"Eh seksi darimane mas? Badan kaya tengkorak jalan aja. "Ucapmu.
"Heh jangan sepelein aku ya! Mau liat betapa eksotis ototku? "Tanya rizky dan kamu langsung menggeleng dan menutup matamu.
"Hahaha, engga kok sayang, entar liatnya kalau kamu udah jadi istriku aja ya, haha." Ucap rizky nyengir sambil mengacungkan dua jarinya.

 "Waktuku engga banyak nih, 5 menit lagi aku harus balik." Sambung rizky kembali.

 "Kamu enggak papakan?" Tanya rizky.
"Engga kok ky, aku itu gakpapa dan selalu gakpapa." Ucapmu.
"Oh gitu, yaudah .." Rizky mencondongkan wajah menghadap pipimu lalu mencium pipimu.
"Kamu nanti pulangnya hati-hati ya." Ucap rizky, kamu mengangguk dan tersenyum.
"Oke aku harus balik, daa sayang!" Kata rizky, rizky berlari sambil melambaikan tangannya lalu dia pun menghilang dari pandanganmu, kamu sangat merindukan Riky sebenarnya namun kamu tidak bisa bilang seperti itu, karena kamu takut itu semua hanya akan membuat rizky tidak fokus dengan apa yang harus dia lakukan saat ini.

**

Kejenuhan mulai datang menghampirimu, semakin hari semakin menjauh hubunganmu antara rizky, rizky semakin sibuk seiring dengan semakin dekatnya hari dia harus performing nanti. Dan kabar tak menyedapkan datang terdengar dikepalamu, banyak sekali yang mengatakan bahwa rizky terlibat cinta lokasi dengan penyanyi yang ada dibandnya, memang rizky sempat bilang padamu bahwa dia tidak pernah ada hubungan apa-apa dengan Tya, vokalis diband nya tersebut. Namun sebenarnya sulit untukmu untuk memantapkan hati, karena memang kamu sering melihat rizky dan tya pulang bersama, namun rizky selalu menjelaskan bahwa dia hanya merasa kasihan dengan tya, risky tidak tega seorang gadis sendirian pulang, dan tya tidak bisa mengendarai motor, oke dan kamu harus mengerti.

"Eh hari ini rizky tampil loh (Sebutnamakamu)" Ucap salah satu temanmu.
"Eh ria kamu jangan gitu dong, kamu gak kasihan apa sama (sebutnamakamu), Rizky kan tampil sama tya .." Ria langsung membungkam mulut desi yang asal jeplak, kamu hanya tersenyum kecut menanggapi omongan teman-temanmu.
"Maaf ya, kita enggak maksud kok. Kamu mah tenang aja, Rizky itu ngga aneh-aneh kok. "Ucap ria.

"Kamu harus selalu percaya sama rizky, aku yakin kalian itu jodoh!" Ucap ria semangat.
"Haha, kamu tuh ri, masih SMA kok mikir jodoh." Ucapmu.
"Ish, eh nanti liat rizky ya?" Tanya ria.
"Enggak ah ri, rizky performnya malem. Aku pasti engga dibolehin sama mamaku. "Ucapmu.
"Yah kamu engga asik, padahal kan rizky pengen kamunya liat." Ucap ria.
"Hmmm .. Yaudah deh ri, aku usahain ya." Ucapmu, ria mengacungkan kedua jempolnya dan tersenyum padamu, dan sekarang hatimu khawatir, kamu tidak mau melihat rizky diatas panggung bersama tya, kamu tidak akan pernah mau, kamu hanya berusaha mencegah rasa cemburu dalam dirimu.

**

Kamu tiduran dikamar sambil memandang langit-langit kamarmu, kamu guling-guling kesana-kemari memikirkan rizky, lalu kamu mengambil ponselmu, bahkan rizky tidak menghubungimu sama sekali.
"Masa aku harus sms duluan?" Lirihmu, saat kamu hendak mencari kontak rizky ada pesan masuk diponselmu, kamu membukanya
"Hai (Namakamu), aku dicky. Kamu apa kabar? Aku pulang dari singapore. Ayo reunian SMP, atau SD , TK juga bisa ding. Kan kita temen SD-SMP haha: p  "Kamu kaget melihat siapa yang meng-smsmu.
"Dicky?" Lirihmu, dalam hatimu kamu senang dan kamu langsung menjawab sms dicky, dan itu terus berlanjut sampai kamu ketiduran, sampai kamu melupakan sesuatu yang sangat penting, Rizky .. Kamu melupakannya hanya karena masa lalumu!

**

Keesokan harinya ..

Selama disekolah kamu merasa diperhatikan oleh Rizky, Rizky memandangmu tak seperti biasanya sampai pulang sekolah.
Seperti biasa, setelah pulang sekolah kamu duduk didepan kelas sambil menunggu motormu bisa keluar, dan akhirnya untuk hari ini rizky ikut duduk disampingmu, rizky sudah selesei dengan tugasnya.
"Kemarin beneran engga bisa keluar ya sama mama kamu?" Kamu terkejut mendengar pertanyaan rizky yang tiba-tiba, kamu sedikit gelagepan akan menjawab pertanyaan rizky, akhirnya kamu mengangguk ragu.
"Bener?" Tanyanya lagi.
"Iya Ky, mamaku engga ngijinin aku pergi." Ucapmu meyakinkan rizky, lalu kamu merasa ponselmu bergetar, kamu membukanya dan disampingmu ada rizky, rizky melihat ponselmu ..
"Dicky .." Batinmu, kamu melirik rizky yang berada disampingmu dan sedang melihat ponselmu juga, kamu langsung menarik kembali ponselmu namun rizky menahannya.
"Tadi siapa?" Tanya rizky.
"Bukan siapa-siapa kok, ky." Rizky langsung mengambil paksa ponselmu dan membaca semua yang ada diinboxmu, kamu gemeteran melihat ekspresi rizky yang bisa dikatakan sedang marah, setelah selesei Rizky   melihatmu tajam.
"Kamu berhubungan lagi sama dicky?" Tanya rizky, kamu diam

"Kamu seneng dia sms kamu lagi?" Tanya rizky kembali memojokanmu.
"Ky .."
"Jawab aku dulu!" Ucap rizky tegas.
"Bukan, bukan maksud aku buat kembali berhubungan dengan dicky kok. Sumpah. "Ucapmu.
"Terus ini buktinya? Hebat banget kamu, kemarin aja kamu ngga sms aku sama sekali, kasih semangat aja enggak, kamu malah asik-asikan sama dia. "Ucap rizky.
"Iya ky, aku minta maaf, aku salah." Ucapmu.
"Kamu masih pengen sama dicky? Masih pengen balikan lagi sama dia? "Tanya rizky kembali.
"Bukan gitu ky, aku Cuma .."
"Apa?" Tanya rizky memojokanmu,   rizky mengembalikan ponselmu kasar.
"Udahlah terserah kamu, aku itu capek, aku itu Cuma kangen sama kamu. Tapi kamu bilang kangen sama aku aja gapernah, apa jangan-jangan kamu malah bilang kangen sama cinta pertama kamu itu? Iya? "Tanya rizky dengan emosi yang menggebu-gebu, rizky mencoba mengendalikan diri semampunya.
"Aku pulang." Ucap rizky, rizky lalu meninggalkanmu dengan perasaan kesal, sedangkan kamu membatu dan merasa bersalah dengan rizky, memang selama ini kamu tidak pernah mengatakan kangen dengan rizky dan itupun karena kamu tidak ingin rizky terganggu padahal kamu sangat merindukan dia, sekarang malah rizky yang salah paham, kamu terduduk sambil merenungi kesalahanmu, kamu sangat menyesali perbuatanmu sendiri, kamu memang tega, melupakan pacarmu sendiri hanya karena masa lalu yang selalu menyakitimu.

**

"Rizky .." Sepulang sekolah hari ini kamu berniat minta maaf pada rizky, kemarin rizky sama sekali tidak menjawab sms / teleponmu.
"Ky." Panggilmu, namun rizky sok sibuk dengan kegiatannya menyetem gitarnya didepan kelas, rizky berlaga tidak peduli dengan kehadiranmu.
"KY!" Teriakmu, rizky akhirnya melihatmu lalu dia berdiri membawa gitarnya.
"Kenapa?" Tanya rizky.
"Aku harus gimana biar kamu ngga marah lagi? Aku ngga pernah tau caranya, karena ini baru pertama kalinya kamu marah sama aku. "Ucapmu, rizky hanya diam memandang lalu dia melewatimu dan masuk kekelas, rizky memasukkan gitarnya ketas gitar dan dia lagi-lagi tidak memperdulikanmu, ria dan desi yang masih dikelas karena piket hanya saling senggol melihat kamu dan rizky.

"Rizky, jangan cuekin aku. Aku itu mau minta maaf sama kamu. "Ucapmu, namun rizky tetap tidak menggubrismu, rizky mencangklong tasnya lalu disusul dengan tas gitarnya, dia kembali melewatimu.
"Rizky! Aku juga kangen sama kamu, emangnya kamu ngga ngerti kenapa selama ini aku ngga bilang kangen sama kamu? Itu juga demi kamu, aku nggak mau konsentrasi kamu keganggu, aku juga kangen sama kamu, rizky! "Ucapmu sedikit keras dibelakang rizky, rizky berhenti sejenak.
"Rizky, jangan marah lagi sama aku." Ucapmu lirih pada akhirnya.
"Aku ngga tau harus gimana lagi biar bikin kamu percaya." Sambungmu, rizky membalikkan badannya dan berjalan menghampirimu.
"Ky .." Lirihmu, rizky tersenyum lalu dia menarikmu kedalam pelukannya.
"Mana bisa aku marah sama kamu, sayang. Aku Cuma cemburu sama kamu. "Ucap rizky.
 "Wajarkan aku cemburu? Itu hak aku, karena aku sayang kamu dan gak mau kehilangan kamu. "Ucap rizky mencium puncak kepalamu, kamu menangis karena terharu dengan ucapan rizky, rizky masih mau memaafkanmu, kamu begitu beruntung memiliki rizky yang begitu pengertian.
"Kalau enggak mau aku cuek, jangan bikin aku cemburu." Ucap rizky, kamu hanya mengangguk dan membalas pelukan rizky, begitu nyaman dan menenangkan memang jika berada didekat rizky.



Setelah kejadian itu, hubunganmu dengan rizky kembali baik dan normal. Sudah 7 bulan ini kamu menjalani hari-harimu dengan rizky.

"Ciye yang bentar lagi ulang tahun." Ucap rizky padamu.
"Eh emang ini bulan apa?" Tanyamu.
"Udah bulan agustus tau." Ucap rizky.
"Oh, terus kenapa kalau aku ulang tahun? Ulang tahun mah nggak seru, makin tua kesininya. "Ucapmu lesu.
"Ih, kata siapa ngga seru? Kalau kamu makin gede, eh maksudnya kita makin gede kan berarti kita makin cepet nikah, ya ngga sayang? "Rizky meng turunkan alisnya dan menunjukkan deretan giginya sambil menatapmu sok-imut.
"Ehhh .. Masih SMA kelas satu coy, udah sampai segitunya aja." Ucapmu, rizky hanya tertawa kecil sambil memandang. Tiba-tiba saat kalian berdua bercengkerama didepan kelas seorang guru memanggil rizky.
"Rizky." Kamu mengenali guru itu, dia adalah gurumu sendiri.

"Rizky, ibu lihat nilai matematika kamu bagus-bagus ya. Kamu mau ikut seleksi buat Olimpiade matematika? "Rizky membulatkan matanya mendengar itu, itu adalah salah satu impian Rizky juga, mengikuti olimpiade matematika.
"Eh iya bu, mau. Mau banget. "Ucap Rizky semangat.
"Oke, bu hani berikan beberapa buku soal ini, kamu kerjakan dan kita bahas besok sepulang sekolah, nanti banyak kok kelas lain yang ikut." Ucap ibu hani sambil menyerahkan buku soal kepada rizky, rizky hanya mengangguk tersenyum kepada bu hani, dan rizky mulai bertekad untuk fokus mendalami pelajaran matematika sebisa mungkin.

"Itu apa Ky?" Tanyamu.
"Aku ditawari bu hani nih, ikut seleksi olimpiade matematika. Lumayankan kalau aku bisa masuk, banggain orang tua deh. Hehe. "Ucap Rizky, kamu mengambil buku yang berada dipangkuan rizky, kamu hanya menggelengkan kepalamu membaca semua soal yang berada disana, soalnya sangat sulit dan rumit.
"Kamu mau ngerjain ini semua, ky?" Tanyamu.
"Iya dong, Rizky harus semangat mah. Ini salah satu mimpi. "Ucap Rizky.
"Oh .. Yaudah, semangat Rizky ku !!" ucapmu sambil mengepalkan tanganmu keatas.
"Udah gitu aja?" Tanya rizky datar.
"Emang maunya gimana?" Tanyamu.
"Semangat rizkyku sayang, gitu." Ucap rizky cengengesan.
"Oke, oke .. ulang." Ucapmu.

"Semangat ngerjain soalnya yaaa Rizkyku sayang !!." Sambungmu kembali, rizky tersenyum lalu mengacak-acak rambutmu gemas dan kalian berdua kembali bercengkerama.

**

Hari minggu ini, sebenarnya kamu ingin sekali keluar bareng rizky, namun rizky menolak dengan alasan masih banyak soal matematika yang harus dia kerjakan. rizky menyuruhmu untuk datang kerumahnya, akhir-akhir ini rizky kembali disibukkan dengan dunia nya, dulu musik sekarang akademik. Kamu harus tetap sabar, karena semua pasti akan berakhir indah, kamu juga tidak bisa menuntut ini itu, karena biar bagaimanapun kamu tau batasan menjadi seorang kekasih, kamu harus tetap memberi kebebasan kepada kekasihmu sendiri, dan tidak dapat mengengkangnya secara berlebihan.

"Ky, udah makan?" Tanyamu, rizky berada didepanmu, kalian berdua duduk saling berhadapan didekat meja, kamu melihat rizky yang serius mengerjakan soal matematikanya, sedangkan kamu hanya melipat kedua tanganmu lalu membuat tanganmu sebagai fokus dagumu.
"Ky!  Kok aku dicuekin sih dari tadi?" Tanyamu sedikit kesal.
"Bentar yang, ini loh entar kalau aku salah , nyeleweng dikit aku lupa caranya." Ucap rizky tanpa melihatmu.
"Kamu jangan lupa makan, nanti kalau mag kamu kambuh gimana?" Tanyamu.
"Iya, bentar dulu. Entar makan kok. "Jawab rizky tanpa melihatmu lagi, kesal sekali rasanya diperlakukan seperti ini, rasanya ingin pulang tapi kamu kasihan dengan rizky. Akhirnya kamu memutuskan untuk memejamkan matamu sejenak, karena sudah 3 jam kamu menunggui rizky tanpa ngobrol sekalipun, rizky benar-benar ingin fokus dengan apa yang dia kerjakan saat ini.

"Yes!" Ucap Rizky lirih, rizky menutup bolpoinnya karena dia sudah selesei mengerjakan satu paket soal yang diberikan oleh bu hani, rizky lalu melihatmu yang berada didepannya, kalian berdua hanya terhalangi oleh meja.
"Yah, kamu sampai ketiduran." Ucap rizky, rizky ikut melipat satu tangannya dan dijadikan tumpu dagunya, tangan kanan rizky yang memegang pensil mendekat pada ponimu, rizky memainkan ponimu dengan bolpoinnya.
"Maafin aku ya, aku sampai lupain kamu kaya gini." Ucap rizky lirih memandangimu.
"Aku harap kita bisa jaga dan pertahanin hubungan kita." Sambung rizky kembali.
"Kamu dua hari lagi ulang tahun, minta apa?" Ucap rizky.
"Minta perhatian dan tatih tayang." Ucapmu tiba-tiba masih dalam memejamkan mata, rizky terkejut karena rizky mengira kamu sedang tertidur.
"Kamu ngga bobo?" Tanya rizky.
"Engga, Cuma mejamin mata doang, kamu sih soktau. Haha. "Ucapmu meledek rizky.
"Jadi kamu tau dong apa aja yang aku bilang tadi?" Tanya rizky, dan kamu mengangguk.
"Iya dimaafin kok, karena tadi udah dilupain. Dan aku bakal berusaha buat mertahanin hubungan kita. "Ucapmu. "Itu jawabanku .." Sambungmu kembali, rizky sedikit berdiri , rizky meraih kedua pipimu, lalu menekannya.
"Aaaa makin cinta ,gemes deh. Kalau kaya gini mah pacar kayak kamu bikin betah banget. "Ucap rizky senang masih dengan menekan-nekan pipimu ..

**

Tepat hari ini, hari ini adalah ulang tahunmu yang ke-16 tahun. Hingga siang ini belum ada satupun teman yang memberimu selamat ataupun doa, kamu masih sangat menunggu-nunggu ucapan dari mereka. Sampai pulang sekolah pun belum ada yang memberimu ucapan, seakan hari ini tidak terjadi apa-apa. Saat kamu sedang membereskan barang-barangmu, tiba-tiba desi dengan wajah ngos-ngosan berlari kearahmu.

"(Sebutnamakamu) kamu bawa betadine atau tisu engga? Atau sapu tanganlah? "Tanya desi.
"Engga, loh tangan kamu kok ada darahnya des? Kamu habis jatuh? "Tanyamu setelah melihat darah yang berada dipergelangan tangan kanan desi.
"Engga, itu bukan darahku, darahnya rizky yang sampai ke aku, noh rizky jatuh dari tangga terus kepalanya beradarah." Tanpa pikir panjang kamu langsung berlari keluar kelas meninggalkan desi, sedangkan desi malah senyam-senyum engga jelas melihatmu yang sudah panik. Desi membututimu dari belakang dan dia berdiri diatas, desi membawa satu plastik tepung.

"Loh rizky mana?" Tanyamu setelah sampai dibawah tangga, kamu celingak-celinguk kekanan dan kekiri namun kamu tidak menemukan rizky ..
"Aku dibelakangmu." Kamu menoleh kebelakang dan ..
"Selamat ulang tahun sayang !!" rizky membawa sebuah kue tart lumayan besar dan dibelakangnya diikuti teman-teman dekatmu sambil bertepuk tangan bernyanyi selamat ulang tahun, kamu tersipu malu karena banyak sekali murid-murid lain yang melihatnya.
"Tiup lilinnya, tiup lilinnya !!" Ucap teman-temanmu.
"Jangan lupa make a wishnya, terus selipin doanya, minta sama Tuhan biar kita langgeng, hehe." Ucap rizky lirih sambil melihatmu, kamu mengangguk dan bersiap-siap untuk berdoa lalu meniup lilinnya.
"Yeayy !!" Teriak teman-temanmu. Kamu mencolek cream dikuenya lalu menempelkannya dipipi rizky.
"Makasih sayang." Ucapmu malu-malu, rizky tersenyum manis lalu rizky memberikan kue itu padamu, tanpa diduga rizky mencium dahimu membuat teman-temanmu yang dibelakang ikut histeris.

"AWAS BOM DATANG COY !!" Mendengar itu, rizky langsung melangkah mundur menghindar dan tepung jatuh semua kebadanmu, semua tertawa memandangimu yang sekarang serba putih, rizky juga tertawa terbahak-bahak melihatmu.
"Ky sini deh aku peluk." Kamu berlari mendekati rizky dan teman-temanmu, alhasil semua lari menjauhimu, ini adalah ulang tahun terbaik yang pernah kamu alami dalam hidupmu.

**

"Makasih ya ky, udah nganterin sampai rumah." Ucapmu sambil sibuk membersihkan diri.
"Iya, udah itu dibersihin dulu badannya." Kata rizky.
"Kamu enggak mau mampir dulu?" Tanyamu.
"Nanti aku balik lagi deh, kamu mandi aja sana dulu. Janji entar aku balik lagi. "Rizky meniup ponimu dan hasilnya adalah banyak sekali tepung yang bertebangan.
"Tinggal goreng nih." Kata rizky.
"Ye enak aja, udah ah aku mau mandi, kamu hati-hati ya pulangnya dan kesininya lagi juga hati-hati." Rizky mengangguk lalu kembali menghidupkan motornya, rizky melambaikan tangan dan akhirnya dia pergi.

Kamu sudah lama menunggu rizky didepan rumah, rizky berjanji akan kembali ke rumahmu, namun sudah lebih dari satu jam rizky belum sampai-sampai.

"Rizky mana sih ?!" Gerutumu, kamu sudah mulai putus asa akhirnya kamu memutuskan untuk masuk kerumah, namun saat hendak menutup pintu kamu melihat desi dan ria datang berboncengan membawa sesuatu, kamu segera berlari kecil menghampiri mereka, desi dan ria masih memakai seragam sekolah .

"Ini ada titipan dari Rizky." Ucap desi sambil menyerahkan sebuah kotak persegi panjang yang dibungkus koran.
"Rizky engga bisa kesini, tadi kan aku sama ria masih theater disekolah, nah Rizky ternyata dipanggil bu hani, katanya ada konsultasi matematika dadakan gitu, terus dia suruh nitipin ini." Jelas desi.
"Oh gitu ya, makasih ya kalian." Ucapmu tersenyum namun didalam hatimu sedikit merasa kecewa.
"Kamu nggaboleh sedih loh.Rizky pasti akan kesini dilain waktu." Ucap ria.
"Haha iya, aku ngga sedih kok. Kalian hati-hati ya dijalan. "Ucapmu.
"Oke !!" Desi dan ria pun pergi meninggalkanmu, kamu masuk kedalam rumah lalu berjalan kekamar menempatkan kotak besar persegi panjang yang dibungkus koran diranjangmu.
"Apa nih, besar ya." Ucapmu, kamu dengan perlahan membuka bungkusnya dan ternyata disitu berisi sketsa gambarmu dan Rizky. Kamu seperti mengenal sketsa ini, sketsa ini menceritakan saat kamu dan rizky sedang berdua duduk didepan kelas, kamu dan rizky sedang berengkerama bersama.
"Bagus ya, baru tau rizky bisa gambar haha." Ucapmu, kamu memngambil surat yang terselip dibingkai foto itu.

"Dear: (Sebutnamakamu)
Happy birthday sayang !!
Semoga panjang umur, tambah pintar dan sehat selalu.
Mungkin aku engga bisa kasih yang lebih berharga dari ini. Jagalah ini seperti kamu menjaga hatiku. I love you ..
Rizky .. "

"Amin .." Gumammu tersenyum membaca surat dari rizky, meskipun begitu kamu tetap masih sedikit merasa kecewa karena rizky tidak bisa menemanimu hari ini.

**

Hari ini, rizky tidak masuk sekolah, rizky harus mengikuti seleksi untuk lomba olimpiadenya, rizky sudah mengatakan itu padamu malam tadi.
"Jangan pulang dulu, aku mau mampir kesekolah. Kangen. "Itulah isi sms rizky, sepulang sekolah kamu menunggu rizky didepan kelas dan tak butuh waktu lama, dia  datang wajahnya nampak sumringah menghampirimu.

"Aku berhasil !!" Ucap rizky memegang kedua pipimu.
"Berhasil apa?" Tanyamu.
"Aku lulus seleksi tahap pertama sayang !!" Ucap rizky semangat.
"Wah !! Kamu hebat deh. "Ucapmu, bisa mengangguk lalu dia ikut duduk disampingmu.
"Aku harus lebih giat lagi, aku nggaboleh menyerah sampai disini." Ucap rizky, kamu melirik rizky yang sangat antusias dengan lomba ini, kamu jadi berpikir dua kali untuk melanjutkan hubunganmu dengan rizky, sebentar lagi ulangan akhir semester akan segera tiba dan itu adalah penentuan penjurusan, kamu harus fokus pada itu, lalu Rizky? dia harus fokus dengan lomba dan ulangan semesterannya.
"Ky .." Panggilmu tiba-tiba membuat rizky berhenti bercerita.
"Iya?"
"Eh, engga jadi ding ky. Selamat ya atas kesuksesanmu. "Ucapmu, rizky mengangguk dan dia merangkulmu, kamu hanya diam dan berpikir, sepertinya kamu menginginkan break dengan rizky, demi kepentingan bersama.

**

Semakin hari hubungan dengan rizky semakin jauh karena kesibukan dari masing-masing. Kamu mencoba menjauhi rizky dan rizky tidak merasa, dia terlalu fokus dengan lombanya. Kamu sudah benar-benar merasa jenuh dan ingin pisah dengan rizky. Beberapa hari lagi sudah test semester akhir dan ipa adalah target jurusanmu, kamu harus cepat memutuskan semua agar tidak menganggu konsentrsimu nanti.

Akhirnya untuk hari ini, kamu dan rizky bisa berdua setelah beberapa minggu ini kamu dan rizky sama sekali tidak bertemu, rizky sibuk dengan pembinaanya dan saat rizky mencoba menghubungimu kamu berusaha menolaknya, kamu malah memilih berhubungan kembali dengan dicky sebagai pelampiasan kejenuhanmu.

"Kok akhir-akhir ini kayanya kita saling jauh-jauhan sih?" Tanya rizky memecah keheningan.
"Baru ngerasa?" Jawabmu, rizky melirikmu dan sedikit merasa bersalah karena terlalu mementingkan dirinya sendiri.
"Kamu marah sama aku?" Tanya rizky
.
"Engga kok." Jawabmu singkat.
"Terus kenapa jutek banget gitu? Aku kange .."
"Udahlah ky, jangan jadikan kata kangen buat bikin aku makin ngga bisa jauh dari kamu." Ucapmu.

"Kayanya kita harus pisah." Sambungmu.
"Apa?" Rizky nampak terkejut.
"Demi kita, kamu harus konsen sama lomba kamu itukan? Dari kamu nggabisa bagi waktu, nanti kacau. "Ucapmu.
"Gimana?" Sambungmu.
"Bukan itukan alesan kamu pisah sama aku, kamu bosen kan sama aku?" Pertanyaan rizky membuatmu langsung bungkam dan tidak tahu lagi harus menjawab apa.
"Apa udah ada orang lain yang bisa buat kamu lebih bahagia dari aku?" Tanya rizky.
"Engga Ky, ini demi kita kok." Ucapmu, rizky tiba-tiba merangkulmu mendorong kepalamu agar bersandar dipundaknya.
"Kamu beneran mau kita pisah? Aku enggak masalah kok kalau itu mau kamu. "Kamu mengangguk Dipundak rizky.
"Kalau kita emang ditakdirkan bersama pasti kita bakal kembali bersama." Ucap rizky.

"Dan asal kamu tau, kalaupun ada yang lebih baik dari kamu nanti, aku engga akan pilih dia, aku bakal pilih kamu, dan nungguin kamu." Rizky lebih erat merangkulmu.

"Baiklah." Ucap Rizky. Kamu melepas rangkulan Rizky, lalu Rizky menunjukkan kelingkingannya.
"Selamat berjuang, teman." Kamu tersenyum namun pada akhirnya kamu menitikkan air matamu sambil menautkan jari kelingkingmu pada jari kelingking rizky, kamu sebenarnya masih benar-benar mencintai rizky, namun ... memang rumit untuk menjelaskannya, kamu juga ingin berpisah dengan rizky dan itupun kamu sendiri tak tahu jelas apa penyebabnya.
"Kamu nangis?" Tanya rizky, dan kamu mengangguk.
"Kok kamu malah nangis? Kan yang minta pisah kamu? "Tanya rizky, kamu menggeleng dan cepat-cepat menghapus air matamu.
"Aku .. aku pulang dulu ya ky." Ucapmu, Rizky mengangguk dan membiarkanmu pergi, hati rizky sakit sebenarnya, dia tak rela jika dia harus melepaskanmu, namun rizky juga tidak bisa egois, toh dia  juga berpikir dia akan fokus dengan lomba-lombanya nanti dikelas sebelas, rizky tak mau membuatmu merasa kesepian lagi, rizky berdiri dan dari atas melihatmu berjalan mengambil motormu.

"(Sebutnamakamu) !!" Kamu menoleh mendengar seseorang menyebut namamu, kamu terkejut saat melihat orang itu, orang itu menghampirimu dan tersenyum sangat manis kepadamu.
"Dicky ??" Serumu, dicky melambaikan tangannya kepadamu, dan dia langsung memelukmu.
 "Jadi, ini semua alasannya?" Batin rizky memperhatikanmu dari atas, hati rizky semakin sakit, tangan rizky mengepal erat, rizky tidak menyangkakamu setega ini.
"Jadi selama ini, aku hanya selingan? Haha. "Ucap rizky lirih tersenyum kecut, rasa kecewa teramat dalam menggores hatinya, rizky salah paham mengartikan semua ini.



**

Setelah beberapa hari berjuang karena ulangan akhir semester, kenaikan kelas sekaligus penjurusan akhirnya semua terbayarkan, dan setelah berminggu-minggu kamu liburan akhirnya kamupun kembali masuk sekolah.

"Yes !! Aku masuk IPA satu !! "Kamu kegirangan melihat daftar nama dikelas barumu, kamu masuk kelas sebelas IPA satu.
"Hm, rizky masuk apa ya?" Lirihmu, kamu melihat rizky dan teman-temannya juga sedang mencari kelasnya masing-masing. Kamu merindukan rizky sebenarnya namun mana mungkin kamu mengatakannya, akhir-akhir ini kamu mendengar tengah dekat dengan tya teman bandnya, memang mereka sering bersama karena mereka selalu manggung bersama, kamu merasa cemburu, namun kamu harus bisa menahan diri kamu sendiri, bagaimanapun. rizky sudah bukan milikmu lagi.

"Woy !!" Seseorang mengagetkanmu dari belakang, kamu menoleh kebelakang dan ternyata dicky. Dicky ternyata pindah kesekolahmu dan mulai semester ini sekarang dia resmi menjadi murid di sekolahmu.
"Eh dicky, kamu kelas apa?" Tanyamu pada dicky.
"Tuh kelas sebelas ipa dua, wah kelas kita deket hehe." Ucap dicky, kamu melirik kelas sebelas ipa dua dan disana masih ada rizku dan teman-temannya sedang mencari kelasnya.

"Rizky !! Lu dikelas sebelas ipa dua !! "Teriak ryan.

 "Coy kita sekelas !! Hahaha.  "Kamu melongo, melongo mengetahui dicky dan rizky bertemu pada kelas yang sama.
"Wah kayanya kelasku seru nih." Kata dicky, kamu hanya tersenyum tipis menanggapi dicky.
"Aku kesana dulu ya, have fun sama temen baru !!" Kata dicky sambil menepuk pundakmu, kamu melihat dicky yang menghampiri ryan dan rizky, dicky melambaikan tangannya lalu berjabat tangan dengan ryan dan dilanjutkan rizky, saat itu juga rizky tau keberadaanmu, kamu terkejut , salah tingkah dan langsung masuk kekelas.Kalian berdua saling merindukan namun tidak ada satu diantara kalian yang berani mengatakannya.

**

Sudah selama satu bulan ini kamu menjalani hari-harimu sebagai murid anak kelas sebelas ipa satu, kamu merasa sangat bosan dan jenuh, belum satupun kamu temui yang benar-benar namanya sahabat, belum sama sekali kamu temui yang benar-benar mau berteman denganmu. Kelasmu memang beda dari yang lain. Sudah terlihat jelas kelasmu sekarang berbanding terbalik dengan kelasmu yang dulu. Dulu selalu bercanda jika selalu ada jam kosong, sekarang? Semua temanmu malah serius belajar dan sibuk dengan dunianya sendiri, kamu menjadi ragu kamu bisa betah disini.

"Desi !!" Kamu memanggil desi saat melihat desi jalan didepan kelasmu, desi menjadi anak IPS karena memang itu kemauan dia, kita memang beda jurusan namun kita satu tujuan, kita sama-sama ingin sukses.
"Eh (sebutnamakamu)" Desi berhenti sejenak, lalu kamu mengajak desi untuk duduk didepan kelasmu.
"Gimana kelas barumu des?" Tanyamu.
"Serulah, anak ips coy. Kita mah santai. Hahaha. "Ucap desi sambil cekikikan.
"Ih enak, aku ngga enak tau." Ucapmu.
"Mungkin belum penyesuaian aja, kan kamu enak kelasnya deketan sama dicky. Ciyee. "Kamu bingung dengan apa yang dikatakan dengan desi sekarang.
"Maksudnya?" Tanyamu.
"Bukannya kamu deket sama dicky? Aku rizky sih yang kasih tau. "Ucap desi.
"Rizky?" Tanyamu kaget.
"Iya, kan waktu rizky, tya, terus anak-anak musik pada ngumpul aku ikut, terus rizky cerita gitu deh. Nah rizky sekarang udah sama tya. "Ucap desi.
"Serius? rizky sama tya? "tanyamu.
"Ngga percaya? Tuh !! "Desi menunjuk rizky yang sedang berjalan bersama tya, rizky terlihat tertawa saat sedang ngobrol dengan tya, tangan rizky menggandeng tya.
"Mereka udah jadian des?" Tanyamu, desi melirikmu dan dia tahu bagaimana perasaanmu sekarang, sedih.
"Aku tau kamu pasti masih sayang sama rizky, kenapa sih kalian harus putus? Kalian tuh best couple tau !! "Ucap desi dan akhirnya memarahimu.
"Kamu tau ngga sih rizky tuh sayang banget sama kamu, dia tuh cinta sama kamu, kamu malah pilih dicky." Ucap desi.
"Ya ampun des, siapa yang pilih dicky sih, aku putus sama rizky enggak ada sangkut pautnya sama dicky. Sumpah! "Ucapmu.
"Bohong!" Kata desi.
"Ah emang terus mau ngapain lagi? Toh rizky juga udah punya tya kan? Udahlah. Aku pengen move on. "Ucapmu.
"Ish!" Desi menggurutu kesal.

"Aku sedih tau kamu putus sama rizky, sayang banget kalian mah, aku rasa kamu dan rizky sama sama ngga bakal bisa move on, kalian berdua sama-sama munafik, kalian berdua sama-sama membohongi perasaan kalian sendiri."
"Desi cukup!" Katamu, desi lalu nyengir dan mengakat dua jarinya.
"Hehe, peace!" Kata desi.

"Yaudah aku duluan ya, aku udah diundang." Ucap desi, kamu mengangguk lalu desi menepuk pundakmu dan pergi meninggalkanmu. Kamu menyandarkan tubuhmu dibelakangan kursi dan memejamkan matamu.

"Dan asal kamu tau, kalaupun ada yang lebih baik dari kamu nanti, aku engga akan pilih dia, aku bakal pilih kamu, dan nungguin kamu."

"Ah bullshit!" Gerutumu. Air matamu hampir keluar dari matamu namun kamu segera mengusap matamu, kamu benar-benar merasa kacau, hatimu sama sekali tidak rela rizky bersama orang lain.
"Rizky, mana janjimu waktu itu?!" Ucapmu, kamu berdiri dan kembali kekelas, ternyata kelas sudah kosong, kamu membalikkan badanmu dan.
"Dicky .." Kamu terkejut dicky ternyata sudah berada diambang pintu kelasmu.
"Kok kamu belum pulang?" Tanya dicky.
"Hehe, tadi habis ngobrol sama temen kok." Jawabmu.
"Oh gitu." Ucap dicky, kamu dan dicky berdiri saling berhadapan dan dicky menatapmu, kamu merasa diperhatikan dicky dan kamu menunduk karena takut salah tingkah.
"Maafin aku waktu itu ya." Kata dicky lembut kepadamu.
"Waktu kapan?" Tanyamu.
"Waktu aku sama sekali ngga ngebales semua kebaikan kamu, semua perasaanmu sama aku, dan waktu aku menghindarimu setelah aku tau kamu memiliki perasaan lebih sama aku." Ucap dicky, kamu mengangkat wajahmu melihat dicky.
"Dicky .. Kamu kenapa? Kamu bukan dicky yang aku kenal dulu, kamu cuek. "Ucapmu.
"Aku Cuma pengen memperbaiki apa yang telah aku rusak dulu dikamu, hati kamu." Ucap dicky memegang kedua pundakmu.

**

Rizky duduk diterasnya sambil memegang gitarnya, rizky memandang kelangit malam sedangkan tangannya bergerak bebas memetik gitarnya.

"Waiting for your call, common sick, common I'M angry common I'M deserperate for ur voice. Listening to the song we used to sing ..
In the car, do you remember? Butterfly, early summer. It s playing on repeat, just like when we would meet, Like when we would meet ..
Cause i was born to tell you i love you, and I'M torn do to do what have to, to mke you mine, stay with me tonight .. "

Jrengg !! rizky memetik gitarnya kasar ketika ingatannya kembali padamu, bibirnya berhenti bernyanyi, rizky benci ketika melihatmu sendirian duduk didepan kelasmu, rizky lebih membenci ketika kamu duduk sendirian lalu dicky datang dan menemanimu, rizky membencinya, bahkan sangat membencinya.
"Ky lo harus bisa move on!" Ucap rizky.
"Inget, lo udah ada tya. Tya udah jadi milik lo, dan dia lebih baik dari (Sebutnamakamu) "Ucap Rizky pada dirinya sendiri, rizky menempatkan dagunya dia gitarnya lalu dia memejamkan mata, tetap saja hanya kamu yang berada dibayangannya, hanya kamu yang ada dipikiran rizky, bahkan meski rizky sudah memiliki tya, perasaanya tak bisa berbohong, Rizky masih tetap mencintaimu.

Sudah empat bulan bertahan, kamu dan dicky semakin dekat dan semakin mesra. Dicky selalu bersamamu setiap dia memiliki waktu, setiap dicky bersamamu dia selalu berusaha untuk menjagamu, melindungimu. Dicky tidak ingin mengulangi kesalahan yang sama.

"Eh besok liat theater yuk." Kata dicky girang saat sedang mengobrol didepan kelasmu denganmu setelah pulang sekolah.
"Dimana dick?" Tanyamu sambil melirik ke samping dan melihat tya yang masuk kekelas sebelas ipa dua, dan selang beberapa detik tya keluar dengan rizky, rizky merangkul tya dengan ramah.
"Arhh." Desismu, dicky melihatmu menunduk, lalu dicky duduk disampingmu.
"Kamu kenapa?" Tanya dicky, dan kamu menggeleng.
"Serius?" Tanya dicky dan lagi-lagi kamu menggeleng. Dicky melihat rizky dan tya berjalan berdua melewatimu dan dicky.
"Kamu dulu kelas sepuluh pacaran sama rizky ya?" Tanya dicky.
"Dicky ...." ucapmu lesu.

 "Jangan bikin aku ingat-ingat itu lagi dong, aku capek." Sambungmu kembali.
"Oh .." Dicky langsung menggandeng tanganmu dan menarikmu pergi dari kelas.
"Dicky kita mau kemana?" Tanyamu masih ditarik dicky.

"Nganterin kamu pulang dong." Jawab dicky.
"Kamu ngga bawa motorkan?" Tanya dicky.
"Engga, tapi entar di jemput" Jawabmu.
"Sms deh, ngga perlu dijemput, aku anter kamu aja." Kata dicky, kamu hanya mengangguk mendengar perintah dicky, saat diparkiran kamu melihat rizky dan tya boncengan, hatimu kembali sakit, namun kamu menahannya. kamu menunduk saat rizky melewatimu, kamu benar-benar tak ingin melihat mereka berdua, kamu membenci mereka.

**

Malam minggu ini kamu dan dicky pergi melihat theater bersama disekolah, kamu sudah berada disekolah dan menunggu dicky sambil duduk didekat aula dimana theater diadakan, dan saat itu kamu melihat rizky dan tya datang dengan motornya, kamu melihat rizky membawa gitar, lalu dengan tergesa-gesa mereka berdua langsung pergi keaula.

"Mereka .. Mengisi acara?" Batinmu melihat aula.
"Dorrr !!"
"Astaga dicky!" Gerutumu.
"Maaf ya lama, tadi macet gitu." Ucapmu.
"Engga papa kok dick, yaudah ayo masuk keburu dimulai acaranya." Ucapmu.
"Ayo." Dicky tiba-tiba menggandeng tanganmu erat saat masuk kedalam aula, ternyata banyak sekali yang datang, dan penataannya dibuat lesehan dengan panggung yang sedikit tinggi. Dicky menarik tanganmu karena dia melihat tempat kosong, dicky memilih duduk dibelakang sendiri, dicky ingin mengatakan suatu hal penting kepadamu, malam ini juga.

Kamu melihat-lihat panggung, ternyata rizky dan  tya tentu saja dengan bandnya mengisi backsound juga, kamu langsung melihat mereka berdua yang dengan asyiknya berduet.
"Wah mereka berdua jadian, pasti entar bakal jadi keluarga seni." Ucap salah seorang temanmu yang berada didepanmu. Dicky melihatmu yang sedang menunduk sedih.
"Heh, jangan sedih." Kata dicky, dicky merangkulmu.
"Siapa juga yang sedih!" Ucapmu sedikit sewot.
"Lah itu mukanya jelek, kalau muka kamu jelek berarti kamu lagi sedih." Ucap dicky.
"Kok gitu?" Tanyamu.
"Kan kamu cantik terus, hehehe."

Kamu tersenyum malu lalu mencubit pinggang dicky, dicky juga ikut tersenyum melihatmu.
"Kamu masih sayang ya sama rizky?" Tanya dicky.
"Apasih dick."
"Cerita aja kali, aku siap jadi pendengar setiamu kok."
"Engga kok dick. Aku udah berusaha ngelupain dia, toh rizky kan juga udah bisa ngelupain aku. "Ucapmu.
"Bohong." Ucap dicky.

"Kamu aja engga ada niat buat ngelupain dia." Sambung dicky kembali.
"Kamu kira gampang ngelupain rizky? Susah tau! "Ucapmu kesal.
"Yaudah aku bantuin kamu ya."
"Hah?"
"Iya aku bantuin kamu, pokoknya aku bantuin kamu. Aku sayang sama kamu! "Kamu tersentak ketika dicky mengatakan itu dan ketika dicky tiba-tiba mencium pipimu, dicky menyenderkan kepalanya dipundakmu dan kalian berdua saling berpegangan tangan, kalian masih melihat theater sampai malam, dan apa yang kalian lakukan rizky tau, rizky melihat semuanya . Hati rizky sakit saat itu juga.

**

"Apa? rizky putus sama tya? "tanyamu pada desi.
"Iya, putus!" Kata desi semangat.
"Emang kenapa?" Tanyamu.
"Katanya sih tya ngga suka rizky ikut lagi olimpiade matematika, tya takut kalau rizky engga ada waktu buat dia, terus juga katanya si rizky dia engga nyaman sama tya." Jelas desi.
"Ohahaa." Katamu tertawa kecil.
"Kok ketawa sih? Ciyee seneng ya rizky jomblo lagi. "Ucap desi.
"Ish apasih des." Ucapmu malu-malu.
"Bukannya kamu sama dicky?" Tanya desi.
"Kata siapa? Aku sama dicky Cuma temenan kok, tapi .. kayaknya sih aku nge-php-in dicky. "Ucapmu.
"Ya kamu jahat sih."
"Habis gimana? Kasihan dicky-nya kali, dia udah habis-habisan neghibur aku waktu aku sedih. "Katamu.
"Ya juga sih, eh nanti malem dateng ya kerumahku. Anak-anak kelas sepuluh mau pada ngumpul tuh, jangan lupa bawa makanan dari rumah dan gue  nggak mau ada kata ngga bisa sama mama, bye! "Desi mencubit lenganmu lalu lari begitu saja meninggalkanmu.
"Loh berarti nanti ketemu rizky dong?" Pikirmu.

**

"Hai temen-temen." Kamu menyapa teman lamamu yang sudah berada dirumah desi, mereka menyapamu balik dan kamu senang sekali melihat wajah mereka kembali, meskipun sekarang jika belajar bersama sudah beda buku karena diantara kami ada yang ips dan ipa.

Kamu duduk disebelah desi dan bola matamu bergerak mencari sosok rizky.
"Rizky lagi dikamar mandi." Kata desi seakan bisa membaca pikiranmu.
"Aku kira dia ngga akan datang gara-gara aku kesini." Ucapmu.
"Dia engga sejahat itu kali." Ucap desi, kamu menghela nafas lega lalu mengeluarkan buku-bukumu.
"Des, desi saat air dikamar mandi kamu habis sih !! Mana kran nya ngga nyal ... "Semua melihat rizky yang heboh keluar dari kamar mandi, namun sedetik kemudian rizky kembali bungkam melihatmu sudah ada disini.
"Masa sih?" Tanya desi meyakinkan, rizky bahkan melihatmu dan tidak memperdulikan desi, kamu langsung menunduk dan kembali membaca bukumu.
"Ngga, ngga bener." Ucap rizky belepotan.

"Eh maksudnya iya! Iya kran dikamar mandimu tuh mati, terus bak mandinya habis! "Sambung rizky kembali.
"Loh, terus lo jadi .... enggakk .." Ryan menatap rizky curiga, jika didalam kamar mandi sama sekali tidak air berarti habis buang air rizky ...
"Ryaaaan !!" Bentak rizky sambil menonyor ryan.

 "Gue engga jadi tau, hehe." Kata rizky nyengir, semua menatap rizky sebal, lalu kembali belajar.

"Eh gue mau Gitaran aja, bosen belajar." Kata rizky, rizky mengambil gitarnya yang berada di atas sofa rumah desi, rizky lalu keluar dan duduk dilantai teras rumah desi.
"Kayanya rizky engga suka deh ada aku, mending aku pulang aja ya." Ucapmu, semua temanmu menoleh padamu.
"Ngga gitu juga kali, rizky Cuma butuh penyesuaian aja." Ucap ria.
"Lo juga sih, tega sama rizky. Ninggalin dia Cuma buat dicky? Haha. "Semua langsung mencubit ryan setelah dia mengatakan hal yang seperti itu.
"Ryan! Aku nggak pernah ada niat kayak gitu, aku sama dicky tuh enggak ada apa-apa. "Ucapmu.

"Udahlah, aku mau pulang." Sambungmu kembali
"Naik apa? Lo kan dianter, lo baru sebentar disini. "Sahut ria.
"Biar gue yang anter." Semua menoleh pada rizky yang berdiri diambang pintu, rizky melangkah menghampirimu lalu dia mengambil tanganmu dan menariknya.
"Rizky, tunggu." Kamu menahan rizky karena kamu belum memasukkan bukumu.
"Biar dibawa desi aja." Rizky lalu menarikmu dan pergi meninggalkan rumah desi, selama perjalanan diatas motor kalian hanya diam, kamu juga tidak berani berpegangan dengan rizky.

Selang beberapa menit kamu dan rizky sudah sampai didepan rumahmu, kamu memberikan helmnya ke rizky.
"Thanks ya." Ucapmu lirih, rizky malah sibuk mengurus helmnya, kamu membalikkan badanmu dan disaat itulah kamu berharap rizky akan memanggilmu.
"(Sebutnamakamu)" Dan ternyata benar, rizky memanggilmu.
"Kenapa?" Tanyamu sambil memutar badanmu.
"Kamu ada hubungan apa sama dicky?" Itulah yang diucapkan rizky, memang pertanyaan ini sudah lama dipendam oleh rizky, dia membutuhkan waktu yang tepat untuk mendapatkan penjelasan darimu, dan rizky ingin mendapatkannya langsung darimu.
"Aku? Sama dicky? "Tanyamu lagi. rizky mengangguk, kamu malah menunduk dan tidak bisa menjawab pertanyaan rizky, saat kamu ingin menjawabnya kamu teringat tentang selama ini dicky selalu menemanimu dan berusaha menghiburmu, berusaha membantumu untuk move on dari rizky, kamu benar-benar takut jika kamu bicara sekarang rizky akan salah paham lagi.
"Kenapa ngga dijawab?" Tanya rizky, kamu menunduk dan diam.
"Haha, udah aku duga kok. Selamat ya. "Kata rizky.
"Ky .." rizky memotong pembicaraanmu.
"By the way, aku tadi nganterin kamu bukan karena aku peduli sama kamu, tapi aku peduli sama diri aku sendiri, kamu disana bikin aku ngga nyaman." Kamu sangat terkejut rizky bisa mengatakan hal setega itu, kamu benar-benar sakit hati, sesak didadamu mendengar rizky mengatakannya, ini adalah kata-kata yang paling menyakitkan yang pernah kamu dengar, kamu ingin menangis sekarang juga.
"Oh .." Jawabmu singkat, rizky langsung melajukan sepedanya dengan kecepatan tinggi dan air matamu menetes begitu saja, hatimu patah sepatah-patahnya.

Rizky mengutuk dirinya sendiri, menyesali perbuatannya sendiri karena sudah berbicara seperti itu tadi dihadapanmu, rizky termakan emosi karena nama dicky, rizky terbakar rasa cemburunya sampai dia tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri.
"Harusnya gue memperbaiki hubungan gue sama dia, tapi kenapa? Argghh !! "Rizky menggerutu saat diatas sepeda motornya, rizky benar-benar menyesal.
"Malam ini gue jadi laki-laki terjahat mungkin, gue bener-bener ngga habis pikir sama diri gue sendiri." Ucap rizky dalam hati, rizky menghentikan motornya dipinggiran trotoar yang sepi, rizky mencoba mengatur nafasnya agar kembali teratur.
"Arghhh !! Gue munafik !! Gue cinta sama lo (Sebutnamakamu), gue cinta !! "Teriak rizky pada akhirnya.

**

"Kamu kenapa sih? Kok dari tadi aku ajak bicara malah ngelamun mulu? "Tanya dicky, kalian berdua duduk didepan kelas setelah pulang sekolah, dicky mengkhawatirkanmu karena akhir-akhir ini sikapmu berubah, kamu semakin hari semakin terlihat bahwa kamu sedang menjauhi dicky, dan dicky tidak bisa tinggal diam .
"Apa aku ada salah sama kamu?" Tanya dicky.

"Perhatianku kurang sama kamu?" Dicky mengusap rambutmu lalu merapikan rambutmu yang berantakan, kamu segera menepisnya.
"Dicky hentikan!" Ucapmu.
"Dicky, emang kamu ngga sadar? Aku selama ini pengen ngejauh dari kamu, aku lagi nggakmau diganggu, aku lagi pengen sendiri. "Ucapmu, kamu berdiri dari tempat dudukmu.
Sekolah mulai sepi karena hari juga mulai sore, kamu disekolah karena memang ada tugas yang harus dikerjakan dan setelah selesei kamu tidak langsung pulang.
"Kamu pulang aja sana." Ucapmu pada dicky.
"Aku masih ada tugas kelompok sama temen satu kelasku" Ucap dicky.
"Yaudah kamu sana sama temen-temen kamu!" Suruhmu tegas.
"Tapi aku udah selesei sama bagianku." Jawab dicky.

 "Kamu kenapa sih?" Tanya dicky lagi.
"Bukan urusan kamu." Ucapmu, kamu akan masuk kelas namun tangan dicky menahanmu.
"Kamu bilang bukan urusanku? Lalu apa artinya selama ini aku nemenin kamu? "Kamu dan dicky berbicara namun masih dalam volume lirih.
"Aku kan nggak menginginkan biar kamu selalu ada buat nemenin aku!" Bentakmu, dicky terkejut, baru kali ini dicky mendengar kamu bisa mengeluarkan kata-kata yang mampu menyakiti hatinya.
"Kok kamu ngomong gitu?" Tanya dicky.
"Tau ah dicky." Katamu, kamu pergi kekelas dan mengambil tasmu, dicky menghalangimu pulang, dia memegang tanganmu erat.
"Dicky !" Ucapmu.
"Kasih aku alesan dulu kenapa kamu kaya gini." Ucap dicky.
"Dicky aku malu, banyak temen-temen kamu diluar." Kamu membelakangi teman-teman dicky yang siap pulang, dan disana terlihat ada tya.
"Gak peduli, aku Cuma pengen tau alesan kamu apa akhir-akhir ini kamu nyuekin aku!" Ucap dicky tegas.
"Aku udah bilang ini bukan urusan kamu kan!" Balasmu keras.
"Ini urusan aku, kamu cewek yang aku sayang. Aku gak mungkin kan biarin kamu sedih! "Bentak dicky, dan semua teman-teman dicky pun keluar karena mendengar keributan ini termasuk rizky, tya ada karena ada kebutuhan mencari rizky.
"Dicky lepasin! Malu-maluin tau nggak ?! "Bentakmu.
"Kenapa harus malu kalau emang aku sayang kamu?" Kamu diam, kamu merasa ini waktu yang tepat untuk memberi tahu dicky bahwa selama ini perasaan cintamu pada dicky sudah tidak ada.
"Aku ngga sayang sama kamu dick, aku ngga cinta sama kamu. Semua perasaan itu sudah berlalu. "Rizky yang mendengar itu semuapun membolangkan matanya, rizky lalu menyuruh teman-temannya bubar namun tetap saja mereka tidak mau bubar.
"Jangan paksa aku buat ngembaliin perasaan itu lagi dick, aku nggak bisa." Ucapmu.
"Kenapa?" Tanya dicky.
"Karena aku masih sayang sama rizky!" Ucapmu keras, kamu tidak menyadari kehadiran rizky, kamu langsung membalikkan badanmu berniat untuk pulang namun kamu melihat rizky dan disamping rizky ada tya. Lengkap sudah semuanya, kamu melihat rizky benci, dan kamu langsung berlari meninggalkan kerumunan. Dicky akan mengejarmu namun rizky sudah duluan, dicky mengalah, dicky tau rizky lah yang kamu cintai, dicky tidak bisa egois untuk mementingkan perasaannya sendiri.

Kamu berlari keparkiran untuk mengambil sepeda motormu, saat hendak menghampiri motormu seseorang menahan tanganmu.
"Apa bener  yang barusan kamu katakan tadi?" Kamu terkejut mendengar suara yang sangat kamu kenal berada didekatmu, suara yang sangat kamu rindukan selama ini.
"Lepasin." Ucapmu, rizky tidak melepas tanganmu, dia memperat genggamannya
"Lihat aku." Suruh rizky.
"Buat apa? Kamu bilang sendirikan, kamu selalu nggak nyaman kalau aku berada didekatmu. Sekarang lepaskan aku, aku akan menjau .. "Rizky menarikmu, menarikmu kedalam pelukannya, pelukan ini, pelukan yang sangat kamu rindukan, detak jantung rizky yang tak beraturan terasa ditubuhmu.
"Aku kangen sama kamu." Itulah yang diucapkan rizky, kamu menangis dipelukan rizky, tidak menyangka akhirnya rizky mau mengatakannya, mengatakan hal sama yang sedang kamu rasakan, mengatakan sesuatu yang telah menyiksa perasaan kalian masing-masing.

"Maaf, aku udah munafik. Berpura-pura membencimu, berpura-pura udah bisa move on dari kamu, dan berpura-pura merasa tidak nyaman saat berada disampingmu. "Ucap rizky.
"Aku tidak pernah membencimu, mana bisa aku melakukannya .. Aku belum bisa move on dari kamu, karena aku sudah pernah mengatakannya kepadamu bahwa aku akan selalu memilihmu nanti, dan aku selalu nyaman saat didekatmu." Ucap Rizky panjang lebar masih memelukmu.

"Perasaan ngga pernah bisa bohong, aku tersiksa karena perasaanku sendiri." Sambung rizky kembali.
"Begitu juga denganku." Ucapmu.

"Aku selalu menunggumu Ky, semua yang kamu lihat itu bukan seperti yang kamu pikirkan, aku tidak bisa mencintai yang lain selain kamu." Sambungmu, kamu akhirnya membalas pelukan dari rizky.
"Putus waktu itu adalah ide terburuk yang pernah aku punya." Ucapmu.

"Aku menyesal waktu itu, waktu itu aku masih kurang memahami dan mempercayaimu." Sambungmu kembali.
"Aku mengerti." Kata Rizky.

"Next time, aku akan menjadi yang lebih baik buat kamu. Aku bakalan bikin kamu bisa lebih mempercayaiku dan memahamiku, aku janji. Kasih aku kesempatan sekali lagi. "Rizky melepaskan pelukannya dan memegang kedua pundakmu.

"Kesempatan kedua tidak akan selalu bagus." Ucapmu menunduk, rizky tersenyum lalu memegang dagumu dan mengangkat wajahmu, wajah kalian hanya tinggal beberapa centi lagi.
"Aku janji, aku akan membuat kesempatan keduaku seperti kesempatan pertamaku, bahkan akan lebih indah." Ucap rizky meyakinkanmu, rizky memandangmu penuh harap, berharap kamu tidak takut untuk memberikannya kesempatan kedua.
"Aku mohon, jangan buat perasaan ini membunuh kita berdua. Aku yakin kamu pasti masih mencintaiku, eh aku baru saja mendengarnya ding. Hehe. "Semu merah kembali keluar diwajahmu, kamu menunduk dan mengangguk, rizky tau itu artinya kamu memberikan kesempatan kedua pada rizky, rizky langsung mencium keningmu lama, sedangkan kamu memeluk pinggang rizky.

"Thanks for everything." Kata rizky, rizky lalu menekan kedua pipimu, lalu rizky mencium keningmu sekilas dan menggesek-gesekkan hidung kalian berdua dengan gemas.

"Untung perasaan kita jujur ​​ya ky, dan untung perasaan kita sama." Ucapmu memegang kedua tangan rizky yang berada dipipimu.
"Iya, perasaan itu nggak akan pernah bohong." Rizky kembali menggesek-gesekkan hidungnya ke hidungmu, kalian berdua tertawa bersama, melepas semua kerinduan yang selama ini menyiksa batin kalian dan berharap untuk kedepannya kalian akan terus bersama, dan kalian berdua bisa saling menjaga perasaan satu sama lain, ya semoga.

"Jangan pernah membohongi perasaanmu sendiri, hanya akan menyiksamu sendiri dan akan membuat akhir yang tidak kamu inginkan. Perasaan tidak akan pernah berbohong."



Continue Reading...

Followers

Follow The Author